Friday, September 9, 2011

Kala Sang Surya Terbenam

Aku duduk. Melihatmu dari bilik benak pikiran. Sedang apa kamu disana?. Masihkah meringkuh dalam senyap? Kerapuhanmu itu, menghisapku dalam duniamu. Dan aku pun mulai tertarik padamu.

Perasaan itu ada disini. Kusimpan rapat didekat saku bajuku. Dekat sekali dengan hatiku. Sungguh aneh. Padahal aku belum bertemu denganmu. Biarlah, toh memang perasaan diciptakan tak berlogis.

Kamu adalah pribadi dengan sejuta kebaikan. Bagaimana mungkin aku menolaknya? Tuhan mengangguk setuju. Tunggu aku, aku sedang mengumpulkan karma baik.

Tolong,

Celah dihatimu itu dibuka sedikit saja. Sebenarnya yang pantas bagimu tidak jauh dari dirimu. Lihatlah ke belakang. Ada aku. Disini.


Aku tidak akan melepaskanmu dalam untaian bait pertama doaku. Jauh dekat, aku tetap akan mengikutimu. Sehingga, jika suatu hari engkau terjatuh.. aku lah yang memastikan kamu akan berdiri kembali.

Masa lalu telah menyakitimu sedemikian hebatnya. jangan terus berpeluh dalam keterpurukan. Aku adalah masa depan yang menyembuhkan. Kekosongan itu bolehkah kutaruh beberapa bintang didalamnya? ingin ku melihat sinarnya

Bangunlah sesegera mungkin. Usah bergemuruh dengan duka. Kamu tidak bisa mencari bahagia tanpa menciptakannya sendiri.

Aku ingin kamu hidup kembali, agar nafasku tak tersedak.



~with a grace


mysign