Kali ini ijinkan saya mencantum puisi indah dari penulis Teguh Puja. Diambil dari blognya
Senyum
Untukmu yang tak lagi bisa kulihat senyumnya.
Untukmu yang tak lagi hadir dalam ruang dan jarak yang menjangkau kita untuk bersama.
Aku tersenyum.
Begitu lembut ketika membaca setiap rasa yang kau bagi dalam ‘ruang’
yang kau buat sendiri di ‘dunia’mu itu, sesuatu yang sederhana, namun
begitu manis kurasakan. Aku memang tidak bisa sekali pun menggapaimu
dalam ruang yang sama, meski begitu, dengan keistimewaanmu kamu tetap
izinkan lagi sesosok hangat dirimu dalam pikiranku. Mengingatkanku
tentang hangat dan cerianya wajahmu. Mengingatkanku tentang senja yang
pernah kita habiskan bersama.
Kamu tahu, satu kali kita pernah berjanji untuk tetap menyambung kasih itu dengan cara apa pun yang kita bisa lakukan.
Bukan dalam bentuk sebuah pesan singkat yang mungkin kita lakukan
untuk sekedar memberi tahu masing-masing keadaan kita. Tapi dengan tetap
memberikan ‘rasa’ itu dalam ‘ruang’ yang sama-sama kita sudah sepakati
sebelumnya.
Menulislah dan tetap menulis. Dan kita akan tetap saling mengetahui.
Meski kita berada dalam jarak yang sangat jauh. Meski kita berada dalam
tempat yang tidak lagi sanggup kita jangkau.
Untukmu yang tak lagi bisa kulihat senyumnya.
Ada banyak hal yang ingin kubagi kepadamu. Tentang segala sesuatu
yang kini sedang kukerjakan dan tentang betapa bersemangatnya aku
menjalani detik per detiknya. Benar katamu, satu hari kita mungkin akan
benar-benar merindu satu sama lainnya, meski segala sesuatu yang ada di
dunia ini hadir melengkapi perjalanan yang kujalani sekarang.
Untukmu yang sungguh kurindukan.
Adalah memang benar ia, spasi yang menjelma ‘jarak’, adalah teman
yang baik. Pelan-pelan aku tahu, jarak mengajari kita, bahwa sesuatu
yang indah akan tetap indah, baik ketika dilihat dari jauh maupun ketika
dilihat dari dekat. Pelan-pelan aku sadar, jarak mengajari kita untuk
melihat segala sesuatunya utuh, memaknai segala sesuatunya dengan tepat,
dan mengajarkanku untuk memutuskan sesuatu atas pertimbangan yang
matang. ‘Jarak’ mengajarkan kita ketabahan. Mengajari kita agar kita
tetap dewasa memaknai hari.
Mengingatkan lagi kepada kita tentang arti tanggung jawab. Mengingatkan lagi kepada kita tentang arti saling merindu.
Untukmu yang kini hadir. Dengan ‘keistimewaan’mu.
Aku tahu kamu akan selalu ada. Dengan caramu. Selalu begitu.
0 beautiful persons stopped by:
Post a Comment