Kuberi tahu kamu satu rahasia. Satu rahasia yang sederhana.
Perempuan….
Sebenarnya kamu adalah pilihan kedua.
****
“Pikirkan sekali lagi. Apakah kamu berubah pikiran?”, kata pria itu.
Sepuluh bulan lalu.
Saya diam. Bukannya saya tidak tahu harus menjawab apa. Tapi, saya jijik
mendengar pertanyaannya.
“ Jika kamu merasa ini bisa diperjuangkan. Hubungan kita. Aku akan
tinggalkan dia”, Pria itu berusaha meyakinkan saya. “ Karena aku ingin segera
menikah”. lanjutnya
“ Bukannya kamu sudah menjalin hubungan dengan dia.”, kataku.
Dia terdiam.
***
Dunia memang terbalik sangat cepat ya, Perempuan. Dulu seakan kamu diatas
segalanya. Ketika saya meminta dengan baik-baik untuk menjauhinya. Kamu pun
menjawab, “ Selama dia nyaman jalan dengan saya. Dan saya nyaman jalan sama
dia. Kenapa saya harus melepaskannya?”.
Tapi harus kuakui memang.
Perkataanmu malah membuatku lega. Aku melepaskan pria-ku untuk perempuan yang
hmm…bagaimana mengatakannya. Bahwa setidaknya saya masih lebih menghormatimu
sebagai perempuan walaupun kamu adalah pihak ketiga dalam hubungan saya. Pernah
bukan saya bilang bahwa saya tidak menyalahkan kamu mempunyai perasaan terhadap
pria yang saat itu masih mempunyai ikatan terhadap saya? Bagaimana saya bisa menyalahkan segenap perasaan
cinta pemberian dari Tuhan? Bagaimana saya bisa menyalahkan perasaan yang,
sebagai manusia kita tidak bisa mengontrolnya?
Tapi, seperti itulah response dari dirimu, perempuan. Sedikitpun kamu tidak
memberi ruang waktu bagi saya dan dia untuk mengevaluasi kembali hubungan kami.
Saya mundur. Karena saya merasa menjadi penghalang antara kalian.
Saya mundur. Karena saya tidak mau dijadikan pilihan.
***
“ Lima hari lagi. Tolong temuin aku yah disini. Di Pantai Putih”. Begitu
pesan sms priamu sembilan bulan lalu. Lima hari lagi yang dimaksud adalah hari
ulang tahunnya. Saya tidak menjawab. Saya bertanya dalam hati, “kemana
perempuanmu? Kenapa engkau tidak memintanya untuk datang?”
Dan pada ketika harinya.
“ Dimana kamu? Kamu kesini kan? Aku disini”. Begitu sms priamu.
" Maaf. aku ga bisa. Banyak urusan". Sebuah penolakan halus dari saya.
***
Waktu diantaranya. Dia pernah mengirimkan sms bertuliskan 'I love you". Tapi, jangan kuatir perempuan. Tidak saya tanggap. Padahal dia sudah menjadi kekasihmu.
Perempuan, aku masih
menghormatimu. Disaat engkau sebagai pihak ketiga. Disaat engkau sebagai
kekasihnya.
Aku diam. Tidak mendendam
Karma ada. Aku percaya.
Tuhan Maha Baik. Memisahkan aku dari yang tidak baik.
Masihkah aku mencintanya? Aku menggelengkan kepalaku.
Pria itu. Separuh pun tidak seperti yang aku kira.
Perempuan. Kamu memang bukan pilihan kedua lagi.
Sekarang kamu adalah prioritasnya.
Ahhh.. Prioritas pertamanya…
Suatu saat akan ada ‘prioritas kedua’, ‘ketiga’, ‘keempat’ dan
seterusnya………