Monday, October 15, 2012

Sebuah Catatan Pintu

Aku duduk. Begitu lama termenung memandangi pintu. Haruskah kukunci pintu itu kembali?. Aku tidak tahu apa yang ada diluar sana. Semilir angin yang menyejukkan. Atau mungkin, puliran angin tornado yang mengacak-acak tempat aku berlindung.

Ah, cinta. Aku mulai merasakan takut untuk menerimamu kembali. Andaikan hanya engkau yang datang, tentu saja aku tidak keberatan untuk membukakan pintu. Tapi, aku tidak menyukai jika ada penyusup yang diam-diam masuk bersamamu. Rasa sakit.

Aku akan menyembuhkanmu. Begitu janjimu. Sebuah pengharapan manis untuk awal perjalanan baru.

Tatapan mataku kosong, berapa bintang yang hendak kamu beri?. Itu keraguanku.

Awalnya, kubuka pintu perlahan . Untuk mengundangmu masuk, cinta.

Namun sekarang, aku menyadari. usahlah berteman dengan cinta, jika ku takut sakit. Karena cinta dan sakit semuanya harus diterima dalam satu paket.

Buy one love get one pain for free.

Aku beranjak dari tempat ku duduk. Perlahan mendekati pintu untuk......(the end)