Thursday, February 24, 2011

Sholat [penyanggah jiwa rapuh]

Masalah ini seringkali berhasil membuat aku jatuh. Jika terjatuh, sahabat-sahabat akan mengulurkan tangannya (kembali). Tapi selalu saja ada saat dari momen keterpurukan itu, aku ingin menyerah. sehingga, merasa bahwa dunia sudah kehilangan keindahannya. Jadi untuk apa tetap tinggal disini.

Jika ada momentum seperti itu, seakan pikiranku dirasukin oleh proses-proses dimana orang memutuskan untuk suicide. Yang ada dalam pikiran hanyalah..keputus asaan, kesedihan dan ketidakmampuan untuk menahan beban berat.

"Allah does not burden a soul beyond that it can bear..." [Al-Baqarah 2:286]


Sebagai muslimah,


Sholat adalah sebuah obat yang manjur untuk mengangkat aku dari keterpurukan. Setiap ayat-ayat surat pendek yang dilantunkan seakan seperti aku sedang berdialog dengan Allah. Setiap doa yang terbanjiri oleh air mata seakan tempat berbagi yang sempurna untuk menguraikan kepedihan. Allah tidak akan membenci aku karena aku datang padaNya hanya ketika aku terpuruk. Allah selalu memberikan maafnya meskipun aku berkali-kali berjanji untuk bertobat tapi tetap mengulangi kesalahan-kesalahan. Allah akan menyembuhkanku dan menghilangkanku dari kebencian dan amarah dari orang-orang yang secara tidak langsung menyakiti hidupku. Allah akan memalingkan mukaku dari segumpulan orang-orang yang berprasangka buruk padaku, supaya aku tetap melihatNya. Ya.. Allah Maha Tahu bahwa aku tidak seburuk itu.

"What's the sweetest time of the day? it's when you pray. Because you're talking to The One who loves you most"

Sabar adalah kata yang sederhana. Tapi sangat susah untuk dilaksanakan. Dan ketika sholat selesai ditegakkan, aku merasa ada optimisme dan harapan kembali. Ya, pasti esok lebih baik.

" Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' " [2;45]






mysign

Tuesday, February 22, 2011

Sebuah usaha untuk mengagumiNya

"Saya bersyukur atas pelajaran yang harus saya dapat. Saya harus mencintai Allah, mungkin kita terlalu mencintai seseorang padahal itu adalah miliknya,"

-- Angelina Sondakh, 18 Februari 2011

Speechless. Ketika melihat di infotainment, Kata-kata Angelina Sondakh begitu humble but yet so powerful so that it touches my heart. Untuk tergolong mualaf, kata-kata mbak angie sungguh sangat bijaksana. Aku sepertinya mendapat pelajaran berharga dari kebijaksanaan mbak angie.

Seringkali, kita mengagumi seseorang melebihi kekaguman kita pada Allah. Contohnya, aku hehe. Padahal keindahan dari orang yang kita cintai itu merupakan ciptaanNya pula. Seperti jalan cerita yang aku alamin sekarang, aku ternyata terlalu sibuk "menyalahkan" orang lain atas tersendatnya hubungan aku dan Ardha. Padahal, kalo dipikir pikir, orang-orang itu dan masalah yang kita alamin hanyalah sebagai media pengukur seberapa dekat kita dengan Sang Pencipta.

Satu hal yang terlupa dari pikiranku, pasangan diciptakan untuk kita hanya sebagai reminder. Saling mengingatkan agar hubungan personal antara kita sebagai hambaNya dengan Allah menjadi lebih baik.

Awalnya aku begitu kagum kepada Ardha. Bagaimana dia rutin membangunkan aku jam setengah lima pagi untuk sholat shubuh, Bagaimana kebiasaan dia untuk sholat magrib di masjid dan menghabiskan kegiatan yasinan sampai setelah isya, baru pulang ke rumah dinas, bagaimana dia menyempatkan untuk berpuasa walaupun kegiatannya menuntut kondisi fisik yang tinggi. Bahkan kebiasaan sholat di masjid, menular kepada aku walaupun tidak terlalu sering. Dia pun pernah bilang, "Apa kamu ga rugi jika sholatmu cuman berpahala satu ketimbang 27. Jika sempat, sholat berjamaah aja".

. Selama 8 tahun tinggal di Australia, sholatku sangat sangat bolong sekali. Jikapun sholat itupun selalu main" jamak qoshor". Dan sedikitpun tidak menyentuh Al Quran, akibatnya awal ketika mulai membiasakan membaca Al Quran, lidahku merasa sangat kelu dan kaku. Berdoa dan ingat Tuhan hanya pada saat mau menempuh ujian semester. Seharusnya, aku harus lebih mengagumi Allah karena memberi sosok seperti dia untuk mengembalikan hubungan aku pribadi dengan Allah. Pertanyaannya, bagaimana caranya menanam rindu kepada Tuhan kita melebihi orang yang kita cintai?


mysign

Wednesday, February 16, 2011

Bukan Lagi tentang Cinta

Post yang satu ini sebenernya copy paste dari notes milik salah satu temen di facebook aku, Alisa. Aku yakin banget banyak cerita yang sama diluar sana. dan aku ingin berbagi salah satunya. Berikut Kutipan dari facebook's notenya Alisa:

Love is blind ...
Sebuah quotes yg terkesan common dan kuno khan?, tp yah itulah yg tiba2 terbersit d benakku menghadapi kisah hidup salah satu sahabat dekatku ... Bukan bermaksud membuka aib seseorang, sungguh aku menyayanginya, tp dgn kisahnya ini aku pikir bs jadi pelajaran bagi qta - kaum perempuan.

Sebut saja namanya Vanya, dya salah satu sahabat baikku yg menurutku cukup sempurna, cantik, menyenangkan dan klopun aku boleh memberi nilai subyektifitasku angka 8++, aku berikan untuk scoringku terhadapnya. Dya terlibat hubungan cinta dengan seorang laki2 yg belakangan baru dya tahu bahwa laki2 itu sudah beristri, bahkan memiliki anak yg usianya saja blm genap 1 tahun. Tapi semuanya sudah terlanjur, Vanya sudah mengandung dari laki2 tersebut. Dan tdk ingin membebaninya dgn dosa lain, dya memutuskan untuk melahirkan dan merawat si baby ini. Segala resiko sudah dya tanggung, menjadi istri yg disembunyikan (sungguh istilah umum dr ini aku tak sanggup menuliskannya krn dya masih sahabat dekatku).

Bayi kecilpun lahir, tanpa keluarganya tahu, hanya aku dan satu orang sahabatku lagi. Terakhir aku menemuinya, sungguh secara materi dya tdk kekurangan, bahkan terlampau tercukupi tp secara mental aku tahu dya sangat tertekan. Siapa yg mau menjadi ke 2??, perempuan mana yg rela berbagi segalanya dgn perempuan lain?.Menjadi yg ke-2, its suck!, tp itulah yg harus dya terima, menjadi "yang disembunyikan".



Klopun qta berbicara penyesalan, toh semua sudah terlambat, takdir sudah berjalan dan wktu tdk akan pernah kembali. Yang menjadi perhatianku adalah baby kecil ini, secara hukum, dya hanya memiliki akta sebagai anak Ibu, Pengakuan sebagai anak biologispun blm tentu bs dya dpt saat ini, blm lagi secara psikis dya akan melihat kondisi papa-nya yg tdk akan bs lihat secara utuh dan wajar. Karena tentulah keluarga-istri dan istri sahnyalah yg lebih mendapatkan waktu dan perhatian lebih banyak dibandingkan Vanya dan si kecil ...

Pengakuan d depanku Vanya mengatakan cukup tegar dan sanggup menerima kondisi seperti saat ini, menjadi yg k2, yg selalu harus mengerti bahwa waktu dgn "suami"nya hanya sepertiga dari 24 jam waktu dlm sehari, bahwa akan sangat sulit baginya mengatakan d depan publik bahwa "ada aku dan anakku" ...

Sepaham-pahamnya dya sebagai yang k2, Vanya adalah tetap seorang Vanya-perempuan dgn segala sifat keperempuannya, cemburu, sakit, menangis dan butuh "diakui" meskipun hanya untuk anaknya saja. Dya menangis, Dya Rapuh tapi dya bingung harus seperti apa dan bagaimana. Sudah ada bayi kecil dalam hidupnya, yg semuanya menjadi simalakama klo dya akan melangkah. Sampai pengakuan Vanya membuatku berpikir bahwa Love is Blind ... Vanya sudah terlanjur mencintai (mati) sang laki2, bahkan klopun tdk sampai dinikahi dya rela, dan tdk akan menikah lagi sampai kapanpun, asal mereka b3 selalu bersama ...



Dear kmu, yg kutulis sebagai Vanya disini ... Ini bukan lagi ttg sebuah cinta mati dan pengorbanan sayang ... Bukan lagi hanya tentang kmu dan laki2mu ... Tp ini tentang si kecil yg sudah lahir dari rahimmu, masa depan darah dagingmu. Pernah terpikirkah olehmu ketika nantinya dya tumbuh dewasa dan harus menelan kenyataan bahwa dya adalah seorang anak Ibu?, pernahkan kmu berpikir rasa ketidakpercayaan diri yg diterimanya begitu dya menyadari bahwa Ibunya hanyalah seorang istri ke2 yg harus terus menerus mengalah dan mengerti bahwa dya adalah istri yg tdk akan d akui d publik?, atau pernahkan kmu menyadari bahwa tdk menutup kemungkinan, laki2mu akan meninggalkanmu dan si kecilmu demi keutuhan rumah tangganya?? ---> jangan blg tdk mungkin, krn segalanya akan menjadi mungkin bukan?

Tapi semua terserahmu, aku hanyalah bagian d luar lingkaran masalah pribadimu, aku hanya t4mu menangis dan menampung segala keluh kesahmu tapi aku minta bercerminlah : lihatlah bahwa ada seorang wanita disana, seorang Ibu yang terlalu berharga untuk mendapat perlakuan seperti saat ini ... Wake up darling!, kmu dan si kecil layak untuk mendapatkan kehidupan yg jauh lebih baik dari hanya sekedar menjadi "Yang Disembunyikan" ...

PS : jujurlah pada hatimu sendiri, dengarkan suara hatimu ... Kehidupan inikah yang kamu inginkan, untukmu dan untuk anakmu???


mysign

Saturday, February 12, 2011

Melihat, Mendengar, Merasakan

Bayangkan




jika kamu tiba-tiba menjadi buta…

Takutkah kamu akan kegelapan?

ketika sesuatu yang tak bisa kau lihat datang mengejutkanmu.

Entah itu sesuatu yang baik buat diri kamu

Atau justru membahayakan buat diri kamu

Adakah rasa getir yang bisa menahan kamu untuk berhenti
berjalan?

Karena bagiku, orang yang paling berani di dunia ini

Adalah orang-orang yang tidak bisa melihat



Bayangkan jika kamu tidak mempunyai kaki

Memaksa kamu untuk berjalan menggunakan kedua tangan kamu

Apakah kamu bisa berbesar hati untuk menerima bahwa kamu
sangat kerdil?

Bisa kah kamu menaklukan rasa enggan untuk tetap berjalan

Di tengah kerumunan orang-orang yang jauh lebih raksasa

Karena bagiku, orang yang paling berkuasa di dunia ini

Adalah orang-orang yang tidak memiliki kaki

Kebesaran hati mereka menciutkan segalanya



Melihat sejenak orang-orang yang berbuat kriminal

Menengok sekilas orang-orang yang berkutat dengan drugs

Mengintip keserakahan para petinggi yang seakan tidak ada
habisnya

Mereka mempunyai dua mata yang bisa melihat dan dua kaki
untuk berjalan

Justru keberadaan mereka lah yang selalu membuat kita susah



Apa yang mereka lakukan tidak akan pernah terhenti

Karena sedikitpun mereka tidak mempunyai rasa untuk
bersyukur

Apa yang mereka punya akan selalu habis dalam sekejap

Karena sesuatu yang mereka dapat tidak di ridhoi oleh Tuhan



Orang-orang yang tidak bisa berbicara

Orang-orang yang tidak bisa mendengar

Orang-orang yang tidak sesempurna kita

Sekalipun kita tidak merasa merugi dengan keberadaan mereka

Terlepas dari kekurangan, Mereka cenderung lebih mulia
daripada kita

Kadang-kadang aku merasa bahwa kitalah sebenarnya
orang-orang yang cacat

Tidak ada yang bisa merapuhkan nilai kita sebagai manusia
selain cacat di hati

mysign