Friday, September 9, 2011

Kala Sang Surya Terbenam

Aku duduk. Melihatmu dari bilik benak pikiran. Sedang apa kamu disana?. Masihkah meringkuh dalam senyap? Kerapuhanmu itu, menghisapku dalam duniamu. Dan aku pun mulai tertarik padamu.

Perasaan itu ada disini. Kusimpan rapat didekat saku bajuku. Dekat sekali dengan hatiku. Sungguh aneh. Padahal aku belum bertemu denganmu. Biarlah, toh memang perasaan diciptakan tak berlogis.

Kamu adalah pribadi dengan sejuta kebaikan. Bagaimana mungkin aku menolaknya? Tuhan mengangguk setuju. Tunggu aku, aku sedang mengumpulkan karma baik.

Tolong,

Celah dihatimu itu dibuka sedikit saja. Sebenarnya yang pantas bagimu tidak jauh dari dirimu. Lihatlah ke belakang. Ada aku. Disini.


Aku tidak akan melepaskanmu dalam untaian bait pertama doaku. Jauh dekat, aku tetap akan mengikutimu. Sehingga, jika suatu hari engkau terjatuh.. aku lah yang memastikan kamu akan berdiri kembali.

Masa lalu telah menyakitimu sedemikian hebatnya. jangan terus berpeluh dalam keterpurukan. Aku adalah masa depan yang menyembuhkan. Kekosongan itu bolehkah kutaruh beberapa bintang didalamnya? ingin ku melihat sinarnya

Bangunlah sesegera mungkin. Usah bergemuruh dengan duka. Kamu tidak bisa mencari bahagia tanpa menciptakannya sendiri.

Aku ingin kamu hidup kembali, agar nafasku tak tersedak.



~with a grace


mysign

Monday, March 14, 2011

Jika kamu menjadi pemimpin

Dalam perjalanan, pemimpin suatu kaum adalah pelayan kaum itu sendiri - Muhammad.

Jadilah pemimpin yang disegani, bukan yang ditakuti. Ingatkan dirimu selalu.. agar tidak menuntut untuk dilayani oleh orang-orang dibawah kamu dan rakyat. Melainkan, kamu lah yang harus melayani orang-orang dibawah kamu. Kalau posisimu tinggi namun masih meminta harus dihormati maka secepatnya kamu harus memperbaiki perilaku itu. Karena tidak ada yang lebih berbahaya daripada seorang pemimpin yang lupa mengapa dia diangkat menjadi pemimpin.

Jika kamu mendapatkan rejeki, selalu pergunakan sebagian kecil rejeki itu untuk mensejahterakan lingkungan sekitar kamu. Ingatkan dirimu sendiri, untuk tidak terus menerus memperkaya dirimu sendiri jika orang-orang dilingkunganmu masih membutuhkan lebih. Karena namamu tidak akan diperdengungkan lebih lama hanya karena hartamu. Mereka akan membicarakan kontribusi yang telah kamu berikan untuk masyarakat dalam waktu yang tak terjangkau. Seperti Abu Bakar, pemimpin khalifah Islam, yang semakin tinggi jabatan yang dia punya... semakin miskin hidupnya karena dia semakin banyak memberikan pengorbanan untuk kaumnya.


Mengertilah, bahwa uang bukan lah segalanya. Karena penghasilan bukan wujud konkret atas suatu kesuksesan. Sukses, bagi aku, adalah bagaimana kamu bisa membawa orang-orang dibawah kamu dan dibelakang kamu sama suksesnya dengan kamu. Jika kamu tidak dihargai dimana kmu mengabdi saat ini. ijinkanlah hatimu untuk sedikit kecewa tetapi tetap lakukan yang terbaik.

Pria bermasa depan besar selalu manja kepada wanitanya. Dia ingin manja dan menyerah kepada wanita yang memelihara dan membangunnya menjadi pemimpin kehidupan yang besar. Karena semakin tinggi tanggung jawabmu semakin keras benturan duniamu...ketika kamu merengkuh didalam kasih sayang perempuan, kamu selalu menemukan sejuta sisi kelembutan dunia ini. Maka muliakanlah perempuan-perempuan beserta anak-anaknya yang berada disekitar kamu.

Behind every successful man stands great woman, a wife or a mother ~ if he has both.. then he's damn lucky
 

Please make sure, stay grounded at all times. Be humble~ Bersikap untuk selalu rendah hati kepada siapapun juga. Because we both know that we do not always be on top of the world. So, we must be careful on how to treat people in our way up.. cos we might meet them in our way down.






mysign

Friday, March 11, 2011

Letter to God (2)




God…I’m just human who are powerless when it comes to face the destiny nor fate. Love is something that I’m unable to create and to decide to whom I’m gonna fall in love with.

God, If I have power to do so, I would choose the ‘right’ person that will make everything less complicated cos this life is already complicated enough.


But here, Love is on Your hand. I’m surely still praying for the best man for me and both my parents…and I’m still waiting for the answer….


God, I’m praying if his existence in my life brings no good to my family and myself, I ask sincerely to You to make this feeling go easier without any pain. Sometimes choices are open to my life and sometimes they are close, but in any situation, I know I am always expected to make the best situation from any of them.


Thank you for hearing my pray

mysign

Wednesday, March 9, 2011

letter to God (1)

Dear God,

Trully.. i feel blessed. Aku bersyukur karena menjalani kehidupan ini dengan ikhlas. Pelajaran penting yang aku dapatkan yaitu, bahwa sedikitpun aku telah belajar untuk tidak berprasangka buruk kepada orang dan Engkau.

Because I do not need any reason to be angry to God.

Sesuatu yang membuat aku heran..
Semakin aku dekat denganMu, semakin aku merindukannya. Ada perasaan kecewa didalam hati, ketika dia tidak berada disamping aku. Aku kangen sholat berjama'ah sama dia. Setiap kali aku melakukan pendekatan melalui sholat istikharah, setiap kali itupula aku memimpikannya dan hati justru semakin yakin. Tetapi pada realitanya, orang tua tidak merestui.

Ya allah, ini yang membuat aku bingung. Paradigma bahwa orang tua yang paling tahu apa yang baik untuk anak-anaknya, akan tetapi kenapa petunjukmu menunjukkan sebaliknya. Allah tahu, bahwa aku memimpikan ardha hampir tiap hari. Mimpi-mimpi itu indah sekali. Apakah ini cuman datang dari alam bawah sadarku? tapi aku pernah membaca di buku agama yang khusus membahas masalah istikharah, bahwasanya mimpi yang baik datang dariMu, sedangkan mimpi buruk datang dari setan.

God, I love to sleep because sometimes my dreams are so much better than reality.

Bagi aku, Ardha adalah orang yang sangat sabar dalam menghadapi aku. Mungkin teman-teman kami dari sma akan terkejut karena justru dia yang lebih sabar. Aku sangat mudah sekali marah..sangat emosional. Jika lagi bad mood, aku selalu berbicara ketus dan nada tinggi. Dia masi sabar.. in moment like that i feel he switch position and acting like he's my brother.Dia menuruti, mengayomi, mengalah dan menasehati. terkadang amarah aku melampaui batas,dia terpancing marah juga. Cuman keesokan pagi..setelah dia bangun tidur.. dia langsung meminta maaf dan bilang bahwa dia tidak pantas mengeluarkan kata-kata kasar. padahal kata-kata kasar yang dia keluarkan cuman sejauh, "lebih baik kita jauhan dulu".Dia meminta maaf berkali-kali hanya karena mengeluarkan kata-kata seperti itu. dan itu dianggapnya kasar. Dia sedang emosi karena memang pada saat itu, aku hampir tiap malam marah-marah terus sama dia.



God... dalam hati ini, aku masih merasa dia yang terbaik untuk aku. kerinduan untuk mendekatiMu, diiringi pula kerinduanku dekat dengan dia. Ya Allah, jangan Engkau biarkan aku berlama-lama dalam kebingungan seperti ini.


I thank God how I'm lucky to be loved by you. in our hardest time, we won't dare to question Allah why we suffer pain because we never try to question Allah when we experience happiness




mysign

To whom I call them my friends

Dear friends,

I would love to copy and paste, one note in Facebook that is made by my lovely auntie ~ Linda Augustine Evans. I like the way she express her closeness to her friends. I can feel her writing cos this is exactly how I feel about my friends. They are my biggest supporters in my downturn. When people judge that I'm cracked eggs, they still say that I'm just the perfect egg. They still open their doors when I need place when the storm attacks. I feel so much grateful. This is specially dedicated to them.


***
To whom I call them my friends


It's the friends that you can call at any time of the day.. How true!! I have called one of my friends at 2 a.m in the morning. Not that I do it often, but just knowing that they are there, and that I can count on them, makes a difference. I can even anticipate what they might say to cheer me up; so, I can start to feel a bit better even before I have spoken to them.

We all have different friends for different occasions. There are the bonded relationship friends, career friends; sport friends; stand up comedienne friends who make me laugh; or the no nonsense friends. When I am a total loss, my close friends understand me even when I am finding it diffficult to express how I am feeling.

A good friend with whom I share an almost sisterly closeness gives me strength, confidence and hope. What would we do without friends? Friends make our lives richer; without friends life would be less fulfilling, les involving and much less fun.



My friends help me to grow. They teach me daring; they infect me with their enthusiasm. Thanks to you my friends, I am bold. I have the courage to try out new things, to seize the day, and to learn your background and culture. You give me the energy I need to experiment, and with your love and support, I have the confidence to develop myriad aspects of my personality. My true friends are willing to embrace the changes in my life; my best friends never judge, my flexible friends are a joy to know. Friends are my steady faithful companion on my life's path.



Friends in need will stand by when you face problems and difficulties, the friendship will last forever. Pretencious friends will only come and go, and will not last. They will come because they see you still have something to offer.

To whom I call them my friends, thank you all, you make me the person I am today, tomorrow, and always. May God bless you all. Thank you again for being my wonderful friends...

By Linda Augustine Evans, "this writing is part of my speech to my friends who attended my 50th birthday, almost 5 years ago in Singapore and there is some changes here and there...."


mysign

Thursday, February 24, 2011

Sholat [penyanggah jiwa rapuh]

Masalah ini seringkali berhasil membuat aku jatuh. Jika terjatuh, sahabat-sahabat akan mengulurkan tangannya (kembali). Tapi selalu saja ada saat dari momen keterpurukan itu, aku ingin menyerah. sehingga, merasa bahwa dunia sudah kehilangan keindahannya. Jadi untuk apa tetap tinggal disini.

Jika ada momentum seperti itu, seakan pikiranku dirasukin oleh proses-proses dimana orang memutuskan untuk suicide. Yang ada dalam pikiran hanyalah..keputus asaan, kesedihan dan ketidakmampuan untuk menahan beban berat.

"Allah does not burden a soul beyond that it can bear..." [Al-Baqarah 2:286]


Sebagai muslimah,


Sholat adalah sebuah obat yang manjur untuk mengangkat aku dari keterpurukan. Setiap ayat-ayat surat pendek yang dilantunkan seakan seperti aku sedang berdialog dengan Allah. Setiap doa yang terbanjiri oleh air mata seakan tempat berbagi yang sempurna untuk menguraikan kepedihan. Allah tidak akan membenci aku karena aku datang padaNya hanya ketika aku terpuruk. Allah selalu memberikan maafnya meskipun aku berkali-kali berjanji untuk bertobat tapi tetap mengulangi kesalahan-kesalahan. Allah akan menyembuhkanku dan menghilangkanku dari kebencian dan amarah dari orang-orang yang secara tidak langsung menyakiti hidupku. Allah akan memalingkan mukaku dari segumpulan orang-orang yang berprasangka buruk padaku, supaya aku tetap melihatNya. Ya.. Allah Maha Tahu bahwa aku tidak seburuk itu.

"What's the sweetest time of the day? it's when you pray. Because you're talking to The One who loves you most"

Sabar adalah kata yang sederhana. Tapi sangat susah untuk dilaksanakan. Dan ketika sholat selesai ditegakkan, aku merasa ada optimisme dan harapan kembali. Ya, pasti esok lebih baik.

" Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' " [2;45]






mysign

Tuesday, February 22, 2011

Sebuah usaha untuk mengagumiNya

"Saya bersyukur atas pelajaran yang harus saya dapat. Saya harus mencintai Allah, mungkin kita terlalu mencintai seseorang padahal itu adalah miliknya,"

-- Angelina Sondakh, 18 Februari 2011

Speechless. Ketika melihat di infotainment, Kata-kata Angelina Sondakh begitu humble but yet so powerful so that it touches my heart. Untuk tergolong mualaf, kata-kata mbak angie sungguh sangat bijaksana. Aku sepertinya mendapat pelajaran berharga dari kebijaksanaan mbak angie.

Seringkali, kita mengagumi seseorang melebihi kekaguman kita pada Allah. Contohnya, aku hehe. Padahal keindahan dari orang yang kita cintai itu merupakan ciptaanNya pula. Seperti jalan cerita yang aku alamin sekarang, aku ternyata terlalu sibuk "menyalahkan" orang lain atas tersendatnya hubungan aku dan Ardha. Padahal, kalo dipikir pikir, orang-orang itu dan masalah yang kita alamin hanyalah sebagai media pengukur seberapa dekat kita dengan Sang Pencipta.

Satu hal yang terlupa dari pikiranku, pasangan diciptakan untuk kita hanya sebagai reminder. Saling mengingatkan agar hubungan personal antara kita sebagai hambaNya dengan Allah menjadi lebih baik.

Awalnya aku begitu kagum kepada Ardha. Bagaimana dia rutin membangunkan aku jam setengah lima pagi untuk sholat shubuh, Bagaimana kebiasaan dia untuk sholat magrib di masjid dan menghabiskan kegiatan yasinan sampai setelah isya, baru pulang ke rumah dinas, bagaimana dia menyempatkan untuk berpuasa walaupun kegiatannya menuntut kondisi fisik yang tinggi. Bahkan kebiasaan sholat di masjid, menular kepada aku walaupun tidak terlalu sering. Dia pun pernah bilang, "Apa kamu ga rugi jika sholatmu cuman berpahala satu ketimbang 27. Jika sempat, sholat berjamaah aja".

. Selama 8 tahun tinggal di Australia, sholatku sangat sangat bolong sekali. Jikapun sholat itupun selalu main" jamak qoshor". Dan sedikitpun tidak menyentuh Al Quran, akibatnya awal ketika mulai membiasakan membaca Al Quran, lidahku merasa sangat kelu dan kaku. Berdoa dan ingat Tuhan hanya pada saat mau menempuh ujian semester. Seharusnya, aku harus lebih mengagumi Allah karena memberi sosok seperti dia untuk mengembalikan hubungan aku pribadi dengan Allah. Pertanyaannya, bagaimana caranya menanam rindu kepada Tuhan kita melebihi orang yang kita cintai?


mysign

Wednesday, February 16, 2011

Bukan Lagi tentang Cinta

Post yang satu ini sebenernya copy paste dari notes milik salah satu temen di facebook aku, Alisa. Aku yakin banget banyak cerita yang sama diluar sana. dan aku ingin berbagi salah satunya. Berikut Kutipan dari facebook's notenya Alisa:

Love is blind ...
Sebuah quotes yg terkesan common dan kuno khan?, tp yah itulah yg tiba2 terbersit d benakku menghadapi kisah hidup salah satu sahabat dekatku ... Bukan bermaksud membuka aib seseorang, sungguh aku menyayanginya, tp dgn kisahnya ini aku pikir bs jadi pelajaran bagi qta - kaum perempuan.

Sebut saja namanya Vanya, dya salah satu sahabat baikku yg menurutku cukup sempurna, cantik, menyenangkan dan klopun aku boleh memberi nilai subyektifitasku angka 8++, aku berikan untuk scoringku terhadapnya. Dya terlibat hubungan cinta dengan seorang laki2 yg belakangan baru dya tahu bahwa laki2 itu sudah beristri, bahkan memiliki anak yg usianya saja blm genap 1 tahun. Tapi semuanya sudah terlanjur, Vanya sudah mengandung dari laki2 tersebut. Dan tdk ingin membebaninya dgn dosa lain, dya memutuskan untuk melahirkan dan merawat si baby ini. Segala resiko sudah dya tanggung, menjadi istri yg disembunyikan (sungguh istilah umum dr ini aku tak sanggup menuliskannya krn dya masih sahabat dekatku).

Bayi kecilpun lahir, tanpa keluarganya tahu, hanya aku dan satu orang sahabatku lagi. Terakhir aku menemuinya, sungguh secara materi dya tdk kekurangan, bahkan terlampau tercukupi tp secara mental aku tahu dya sangat tertekan. Siapa yg mau menjadi ke 2??, perempuan mana yg rela berbagi segalanya dgn perempuan lain?.Menjadi yg ke-2, its suck!, tp itulah yg harus dya terima, menjadi "yang disembunyikan".



Klopun qta berbicara penyesalan, toh semua sudah terlambat, takdir sudah berjalan dan wktu tdk akan pernah kembali. Yang menjadi perhatianku adalah baby kecil ini, secara hukum, dya hanya memiliki akta sebagai anak Ibu, Pengakuan sebagai anak biologispun blm tentu bs dya dpt saat ini, blm lagi secara psikis dya akan melihat kondisi papa-nya yg tdk akan bs lihat secara utuh dan wajar. Karena tentulah keluarga-istri dan istri sahnyalah yg lebih mendapatkan waktu dan perhatian lebih banyak dibandingkan Vanya dan si kecil ...

Pengakuan d depanku Vanya mengatakan cukup tegar dan sanggup menerima kondisi seperti saat ini, menjadi yg k2, yg selalu harus mengerti bahwa waktu dgn "suami"nya hanya sepertiga dari 24 jam waktu dlm sehari, bahwa akan sangat sulit baginya mengatakan d depan publik bahwa "ada aku dan anakku" ...

Sepaham-pahamnya dya sebagai yang k2, Vanya adalah tetap seorang Vanya-perempuan dgn segala sifat keperempuannya, cemburu, sakit, menangis dan butuh "diakui" meskipun hanya untuk anaknya saja. Dya menangis, Dya Rapuh tapi dya bingung harus seperti apa dan bagaimana. Sudah ada bayi kecil dalam hidupnya, yg semuanya menjadi simalakama klo dya akan melangkah. Sampai pengakuan Vanya membuatku berpikir bahwa Love is Blind ... Vanya sudah terlanjur mencintai (mati) sang laki2, bahkan klopun tdk sampai dinikahi dya rela, dan tdk akan menikah lagi sampai kapanpun, asal mereka b3 selalu bersama ...



Dear kmu, yg kutulis sebagai Vanya disini ... Ini bukan lagi ttg sebuah cinta mati dan pengorbanan sayang ... Bukan lagi hanya tentang kmu dan laki2mu ... Tp ini tentang si kecil yg sudah lahir dari rahimmu, masa depan darah dagingmu. Pernah terpikirkah olehmu ketika nantinya dya tumbuh dewasa dan harus menelan kenyataan bahwa dya adalah seorang anak Ibu?, pernahkan kmu berpikir rasa ketidakpercayaan diri yg diterimanya begitu dya menyadari bahwa Ibunya hanyalah seorang istri ke2 yg harus terus menerus mengalah dan mengerti bahwa dya adalah istri yg tdk akan d akui d publik?, atau pernahkan kmu menyadari bahwa tdk menutup kemungkinan, laki2mu akan meninggalkanmu dan si kecilmu demi keutuhan rumah tangganya?? ---> jangan blg tdk mungkin, krn segalanya akan menjadi mungkin bukan?

Tapi semua terserahmu, aku hanyalah bagian d luar lingkaran masalah pribadimu, aku hanya t4mu menangis dan menampung segala keluh kesahmu tapi aku minta bercerminlah : lihatlah bahwa ada seorang wanita disana, seorang Ibu yang terlalu berharga untuk mendapat perlakuan seperti saat ini ... Wake up darling!, kmu dan si kecil layak untuk mendapatkan kehidupan yg jauh lebih baik dari hanya sekedar menjadi "Yang Disembunyikan" ...

PS : jujurlah pada hatimu sendiri, dengarkan suara hatimu ... Kehidupan inikah yang kamu inginkan, untukmu dan untuk anakmu???


mysign

Saturday, February 12, 2011

Melihat, Mendengar, Merasakan

Bayangkan




jika kamu tiba-tiba menjadi buta…

Takutkah kamu akan kegelapan?

ketika sesuatu yang tak bisa kau lihat datang mengejutkanmu.

Entah itu sesuatu yang baik buat diri kamu

Atau justru membahayakan buat diri kamu

Adakah rasa getir yang bisa menahan kamu untuk berhenti
berjalan?

Karena bagiku, orang yang paling berani di dunia ini

Adalah orang-orang yang tidak bisa melihat



Bayangkan jika kamu tidak mempunyai kaki

Memaksa kamu untuk berjalan menggunakan kedua tangan kamu

Apakah kamu bisa berbesar hati untuk menerima bahwa kamu
sangat kerdil?

Bisa kah kamu menaklukan rasa enggan untuk tetap berjalan

Di tengah kerumunan orang-orang yang jauh lebih raksasa

Karena bagiku, orang yang paling berkuasa di dunia ini

Adalah orang-orang yang tidak memiliki kaki

Kebesaran hati mereka menciutkan segalanya



Melihat sejenak orang-orang yang berbuat kriminal

Menengok sekilas orang-orang yang berkutat dengan drugs

Mengintip keserakahan para petinggi yang seakan tidak ada
habisnya

Mereka mempunyai dua mata yang bisa melihat dan dua kaki
untuk berjalan

Justru keberadaan mereka lah yang selalu membuat kita susah



Apa yang mereka lakukan tidak akan pernah terhenti

Karena sedikitpun mereka tidak mempunyai rasa untuk
bersyukur

Apa yang mereka punya akan selalu habis dalam sekejap

Karena sesuatu yang mereka dapat tidak di ridhoi oleh Tuhan



Orang-orang yang tidak bisa berbicara

Orang-orang yang tidak bisa mendengar

Orang-orang yang tidak sesempurna kita

Sekalipun kita tidak merasa merugi dengan keberadaan mereka

Terlepas dari kekurangan, Mereka cenderung lebih mulia
daripada kita

Kadang-kadang aku merasa bahwa kitalah sebenarnya
orang-orang yang cacat

Tidak ada yang bisa merapuhkan nilai kita sebagai manusia
selain cacat di hati

mysign

Tuesday, January 25, 2011

Love is colorblind

Di post kali ini, aku lagi ingin "ngomongin" orang. tapi bukan ngomongin yang jelek yahh.... tapi ngomongin betapa hebatnya pasangan ini. Kenapa aku bilang hebat? karena mereka sangat berbeda dari latar belakang agama, budaya dan bangsa. Udah lumrah kali kalo kita melihat ada bule punya pacar asia. Tapi yang ini benar-benar beda. One in a million.

The woman is my best friend in melbourne. Namanya Devi Gunawan, asal Jakarta dan dia orang chinese, beragama katolik. Sedangkan.. Cowoknya orang India (Putih n cakep hehehe.....) --> bisa dijitak ama depi. dan dia beragama Islam. Namanya Irfan Peerzada.



Mereka pun ketemu di dunia maya. Zaman dulu , taon 2003an Friendster lebih dulu terkenal. jadi mereka kenal dari sana. Waktu itu irfan di sydney. Jadi setelah hubungan lewat friendster, mereka saling tuker nomer hp beberapa bulan memutuskan untuk "kopi darat". awalnya aku, dia dan temen2 sempet panik. Gimana kalo cowok ini ga bener? akhirnya waktu mereka janjian ketemu untuk pertama kalinya, Temen-temen dan aku pada ngikutin diem-diem dari belakang. Memang janjian ketemunya di public place. Waktu itu disekitar Crown Casino... masih inget pas dulu kita mengendap-endap kayak detekftif dibelakang depi n irfan.

Makin hari, mereka makin deket. Aku sedikit ngasih warning ma depi. Walaopun secara aku islam dan depi katolik, aku tetep ngasi saran kalo dia berhubungan pasti susah karena ga seagama. Waktu itu dia menyangkal kalo ini cuman maen-maen. Pada akhirnya, si depi bilang ke aku, "I love him so much".... and the journey begun...

Suatu ketika, si depi bilang ke aku, "Gimana kalo gw masuk Islam?".
Trus aku bilang, "lo tetep katolik ato lo masuk Islam, ga akan ada bedanya buat gw. because I like ur personality. I love u as my friend. Nothing can change that. I respect you in many ways. semuanya keputusan ada di kmu, and as my ur friend..my only duty is to support you".

Aku tidak akan bilang kalo jalan mereka cukup gampang. Karena banyak perbedaan, mulai dari agama, ras dan bangsa.. memacu konflik di sekitar keluarga mereka. Tapi syukur saja,,, semuanya berakhir dengan happy ending. Yang paling bikin aku salut adalah mamanya depi. Mamanya bilang, "Devi cuman titipan dari Tuhan. Belum tentu juga jika depi nikah ama pria yang sama-sama chinese dan beragama sama, devi akan mempunyai kebahagian seperti sekarang".....--->aduh tantee.... bikin aku terharu.... begitu besar hatinyaa.....

Now,,, they are married and expecting a babyy!!! kita semua pada penasaran gimana nanti muka babynya... campuran antara chinese and india..pasti cute. I wish them lived happily ever after



mysign

Sunday, January 16, 2011

Happiness is expensive, but affordable

Untuk menjadi sabar, ternyata luar biasa susahnya. Apalagi ketika aku dipaksa untuk melakukan yang tidak aku ingin. Dan tahukah mereka bahwa ini benar menyakitkan hati?

Maksud hati mereka, ingin memberikan yang terbaik buat aku. Tapi sebenarnya yang terbaik untuk mereka. Aku hanya ingin mereka mengerti. Bahwa kehidupan aku ini tidaklah sempurna. Aku menerima tanpa mengeluh terhadap segala tanggung jawab yang dibebankan. Aku berkompromi dengan segala kekurangan yang ada, dan aku pun mau mereka juga berkompromi dengan kekurangan. Aku tidak memilih untuk dilahirkan dengan situasi dan tanggung jawab seperti ini. Setidaknya dimana hak pilih yang aku punya untuk menentukan masa depan? Hak untuk memilih dengan siapa yang aku mau.

Saat ini, aku sedang mendapat “money–cant-buy-your-happiness” lesson. Apalah arti hidup berlebihan, jika aku tidak mempunyai impian.

I’m one of the poorest human on this planet because I cant grab my own dream

Dan hidup yang aku jalanin ini kosong. I feel like I’m zombie. Physically is there, but with no soul.

Happiness is the most expensive thing in this world,but it should be free and affordable


mysign