Monday, June 11, 2012

Be Bold, Be Brave



Sometimes we need to make a bold decision.
Sometimes we need to take a high road.
We need to get out of comfort zone.
Because the most happiness you could have is a freedom to choose.

Problems.
Barriers.
Obstacles.
God do not give them without reasons.
God will not give us anything that we could not handle.
These ‘talents’ that we have, sometimes it takes the hard way
For us to believe it.

Therefore. Problems. Barriers. Obstacles.
They don’t act as cause. They act as proofs.

We must take a risk from something we believe in
Just to see, if we fly higher… we could enjoy more beautiful scenery
Although the risk is, the higher we fly, and we fell…then the deeper the wound is

We always have choices.
Which one is worth it? It’s your call.
Just be smart to pick the battle.
mysign

Sunday, June 3, 2012

Pilihan Kedua


Kuberi tahu kamu satu rahasia. Satu rahasia yang sederhana.
Perempuan….
Sebenarnya kamu adalah pilihan kedua.
 
****
“Pikirkan sekali lagi. Apakah kamu berubah pikiran?”, kata pria itu. Sepuluh bulan lalu.

Saya diam. Bukannya saya tidak tahu harus menjawab apa. Tapi, saya jijik mendengar pertanyaannya.

“ Jika kamu merasa ini bisa diperjuangkan. Hubungan kita. Aku akan tinggalkan dia”, Pria itu berusaha meyakinkan saya. “ Karena aku ingin segera menikah”.  lanjutnya

“ Bukannya kamu sudah menjalin hubungan dengan dia.”, kataku. 

Dia terdiam.

***
Dunia memang terbalik sangat cepat ya, Perempuan. Dulu seakan kamu diatas segalanya. Ketika saya meminta dengan baik-baik untuk menjauhinya. Kamu pun menjawab, “ Selama dia nyaman jalan dengan saya. Dan saya nyaman jalan sama dia. Kenapa saya harus melepaskannya?”.

Tapi harus kuakui memang. Perkataanmu malah membuatku lega. Aku melepaskan pria-ku untuk perempuan yang hmm…bagaimana mengatakannya. Bahwa setidaknya saya masih lebih menghormatimu sebagai perempuan walaupun kamu adalah pihak ketiga dalam hubungan saya. Pernah bukan saya bilang bahwa saya tidak menyalahkan kamu mempunyai perasaan terhadap pria yang saat itu masih mempunyai ikatan terhadap saya? Bagaimana saya bisa menyalahkan segenap perasaan cinta pemberian dari Tuhan? Bagaimana saya bisa menyalahkan perasaan yang, sebagai manusia kita tidak bisa mengontrolnya?

Tapi, seperti itulah response dari dirimu, perempuan. Sedikitpun kamu tidak memberi ruang waktu bagi saya dan dia untuk mengevaluasi kembali hubungan kami.

Saya mundur. Karena saya merasa menjadi penghalang antara kalian.
Saya mundur. Karena saya tidak mau dijadikan pilihan.


***


“ Lima hari lagi. Tolong temuin aku yah disini. Di Pantai Putih”. Begitu pesan sms priamu sembilan bulan lalu. Lima hari lagi yang dimaksud adalah hari ulang tahunnya. Saya tidak menjawab. Saya bertanya dalam hati, “kemana perempuanmu? Kenapa engkau tidak memintanya untuk datang?”

Dan pada ketika harinya.

“ Dimana kamu? Kamu kesini kan? Aku disini”. Begitu sms priamu.


" Maaf. aku ga bisa. Banyak urusan". Sebuah penolakan halus dari saya.


***
 

Waktu diantaranya. Dia pernah mengirimkan sms bertuliskan 'I love you". Tapi, jangan kuatir perempuan. Tidak saya tanggap. Padahal dia sudah menjadi kekasihmu.




Perempuan, aku masih menghormatimu. Disaat engkau sebagai pihak ketiga. Disaat engkau sebagai kekasihnya.

Aku diam. Tidak mendendam
Karma ada. Aku percaya.

Tuhan Maha Baik. Memisahkan aku dari yang tidak baik.

Masihkah aku mencintanya? Aku menggelengkan kepalaku.
Pria itu. Separuh pun tidak seperti yang aku kira.

Perempuan. Kamu memang bukan pilihan kedua lagi.
Sekarang kamu adalah prioritasnya.
Ahhh.. Prioritas pertamanya…
Suatu saat akan ada ‘prioritas kedua’, ‘ketiga’, ‘keempat’ dan seterusnya………





mysign